Selasa, 13 Maret 2018

Meyulam Kata Menyemai Realita - Susanto Palamolo


Penulis Susanto Palamolo
Ukuran : 14 x 20,5 cm
Isi : 176 halaman kertas bookpaper 57,5 gram
Cetakan I, 2018
Genre : Esai
ISBN 978-602-0947-76-1



Dengan demikian, buku ini tak lebih sama nasibnya dengan buku-buku lainnya: sebagai tempat mencatatkan pengetahuan, menyoalnya, menjajal, mengkaji, lalu dihabisi, untuk kemudian dituliskan kembali...
 -Susanto Polamolo-



Buku kumpulan tulisan yang menarik. Mengulas banyak tentang Panca Sila sebagai falsafah (pandangan hidup) bangsa Indonesia dalam bingkai Konstitusi (UUD 1945). Uraiannya lengkap disertai dengan tinjauan kritis atas kondisi bangsa Indonesia, khususnya berkaitan dengan eksistensi Panca Sila dan UUD 1945. Ulasan tentang sejarah pemerintahan Islam juga menarik. Buku yang layak menjadi referensi semua kalangan.”
Hasanuddin Djadin. Pemimpin Redaksi Gorontalo Post.

Hukum tidak hanya dimaknai sebagai sesuatu yang normatif. Dalam tulisan-tulisan Saudara Susanto Polamolo, hukum berkelindan dengan banyak persoalan keilmuan; sosial-politik, budaya, bahkan filsafat.”
Puguh Windrawan. Akademisi. Pemimpin Redaksi Majalah Pranala dan Peneliti Senior di Pusham-UII. Anggota Bidang Riset di LPBH PWNU DIY 2017-2022.

Persoalan kebangsaan, di Indonesia senantiasa riuh dengan pelbagai perdebatan tak kunjung usai. Tarik menarik Panca Sila, misalnya, seringkali menjadi distorsi pada tingkat implementasinya. Para elit politik yang terbelah menjadi dua polar kepentingan, seperti halnya yang dipertunjukkan dalam drama politik akhir-akhir ini, mereka sibuk membangun stereotipe dan propaganda. Satu sama lain saling menuduh tak pancasilais. Masyarakat pun pada akhirnya gamang dan rapuh memaknai nilai-nilai kebangsaan yang sesungguhnya, dan sulit menginternalisasi nilai Panca Sila ke dalam diri. Buku Menyulam Kata-Menyelami Realita (I) yang disusun secara menarik oleh Susanto Polamolo (ilmuwan muda HTN yang dipenuhi hasrat pembaharuan), setidaknya dipenuhi semangat dan kegelisahan untuk mendudukkan pelbagai tafsir itu pada semua tempat yang seharusnya. Seperti tulisnya, “sampai di titik ini, kita perlu mengajukan pertanyaan kembali, apakah semua persoalan sejarah di Indonesia ini adalah politik? Jika benar, maka, sejarah adalah milik penguasa”—(Gelap-Terang Kisah Panca Sila-Bagian I). Buku ini, sepenuhnya layak dibaca masyarakat sebagai perenungan.
Ranang Aji SP. Pemimpin Redaksi KoranOpini[dot]Com.

Orang hukum biasanya membaca Panca Sila dan Konstitusi (UUD 1945) secara tekstual dan memakai sudut pandang kajian hukum normatif. Konteks historisnya kadang terabaikan.
(Padahal, para penyusunnya adalah manusia-manusia kaya gagasan, yang merancang Pancasila dan teks konstitusi dengan dukungan tinjauan filosofis, ekonomi-politik, dan budaya.)
Bung Susanto Polamolo melalui goresan penanya mengajak kita membaca Panca Sila dan konstitusi dengan mendayung ke konteks historisnya, lalu berselancar ke konteks kekinian. Tidak hanya itu, analisanya dipertajam oleh pengetahuan filosofis dan kultural yang kuat.
Rudi Hartono. Pemimpin Redaksi BerdikariOnline[dot]com.

Menyusuri narasi dari Susanto Polamolo, mulai ihwal Panca Sila, korupsi, hingga tema-tema politik praktis, rasanya seperti melihat usaha penuh energi khas anak muda yang mau berpeluh menggosok sesuatu yang karatan agar kinclong; nalar kita.”
Syam Terrajana. Perupa dan Jurnalis. Editor in chief DeGorontalo[dot]co. dan mantan pacar seseorang.

Tidak ada komentar: