Rabu, 10 Oktober 2012

Tokoh-Tokoh yang Dibesarkan Misteri, review Febrie Hastiyanto*


Sebagai seorang individu yang dilahirkan dengan keterbatasan-keterbatasan, kita dikaruniai Tuhan perasaan kagum. Kagum pada benda-benda, tertarik pada fenomena, simpati kepada orang lain yang memiliki sesuatu yang tidak kita miliki. Kita kemudian menyebut orang yang memiliki sesuatu yang tidak kita miliki sebagai orang besar. Orang-orang besar membangun kebesarannya dengan prestasi. Orang besar yang menjalani hidupnya penuh tragi kita tangisi. Tragedi-tragedi orang besar semakin membesarkan kebesarannya. Tragedi, kisah hidup dan bumbu-bumbunya tak jarang diselimuti misteri. Misteri tak membuat orang besar merosot kebesarannya. Dibalut misteri, orang besar mewujud dalam mitologi. Kita menjadi ragu akan kebesaran orang besar sekaligus kita semakin ingin mendalami kehidupan orang besar. Misteri dan mitologi menjadi konsumsi dahaga pengetahuan. Lahirlah buku-buku yang bertutur mengenai misteri-misteri orang besar. Salah satunya Manusia-Manusia Paling Misterius di Indonesia yang ditulis Anton WP (Bukukatta, 2012).


Kagum pada Misteri
Apa yang Anda bayangkan dari sosok Gajah Mada, ketokohan Syekh Siti Jenar, nama besar Tan Malaka hingga karya-karya Ronggowarsito? Manusia memang ditakdirkan sebagai makhluk yang mudah bosan dan tak pernah puas akan pengetahuan. Mulanya orang ingin mengetahui sejarah tokoh-tokoh nasional ini. Peneliti-peneliti dari tanah air maupun luar negeri kemudian tekun mengkaji riwayat hidup, dan karya sang tokoh. Pemikiran dan tindakan mereka menginspirasi banyak orang, menjadi peta jalan kehidupan orang-orang yang haus pengetahuan, bahkan tak jarang dikodifikasi menjadi ideologi nasional.
Mungkin lelah menguliti karya sang tokoh atau hendak memperoleh pengetahuan baru, sebagai makhluk yang selalu ingin tahu, hal-hal persona sang tokoh pun menjadi pesona. Tokoh-tokoh yang besar ini mulai digugat kebesarannya. Herannya, semakin digugat, kebesaran sang tokoh tak semakin pudar justru semakin mempesona.
Saat publik telah menguliti karya Sumpah Palapa Gajah Mada yang terkenal hingga menjiwai perjuangan nasional kita, orang kemudian bertanya-tanya: siapa sesungguhnya Gajah Mada. Dari mana asalnya, siapa keluarganya, di mana kuburnya. Misteri Gajah Mada kemudian dimulai. Pertanyaan dan pernyataan dilontarkan, seringkali keduanya saling berbantahan. Ada yang menyebut Gajah Mada keturunan Dewa Brahma, yang lain menyangkal dan menyebut Gajah Mada justru keturunan gadis desa yang dinikahi oleh Raden Wijaya secara tak resmi. Pendapat lain mengklaim Gajah Mada keturunan Mongol, buah pernikahan sisa prajurit Mongol yang menyerang Singasari pada tarikh 1293 M. Misteri Gajah Mada menjadi kontroversi ketika mulai membahas Perang Bubat, peristiwa tragi-romantik antara Raja Hayam Wuruk dari Majapahit dengan Dyah Pitaloka Citratesmi dari Negeri Sunda. Perspektif-perspektif saling mewarnai, meskipun konfirmasi tak kurang-kurang dilakukan peneliti. Perspektif yang diwariskan ratusan tahun menjadi keyakinan. Buku yang ditulis Anton WP mampu menjelaskan secara runtut segala misteri dan kontroversi termasuk mengapa saat ini tidak ada Jalan Gajah Mada di Jawa Barat.


Masih ada Sjam dan kawan-kawan
Selain misteri Gajah Mada, Anton WP masih melengkapi bukunya dengan misteri tokoh-tokoh lain, seperti Hang Tuah, Ronggowarsito, Sjam Kamaruzaman, Syekh Siti Jenar, Tan Malaka, Si Pitung, Supriyadi, Kahar Muzakar, Hang Tuah dan Sudjana Kerton. Nama yang terakhir memang tidak sepopuler nama-nama sebelumnya. Sudjana Kerton ditambahkan Anton WP untuk menggambarkan misteri UFO di Indonesia. Unidentified Flying Object (UFO) atau Benda Terbang Aneh (Beta) saja sudah diselimuti misteri tersendiri, dan Sudjono salah satu orang Indonesia yang mengaku tak hanya melihat tetapi juga pernah diculik UFO.
Tamasya misteri sejarah yang disuguhkan Anton WP dalam bukunya tak diakhiri dengan misteri. Apakah Ronggowarsito telah mengetahui tanggal kematiannya, atau benarkan Sjam agen ganda dalam kisruh 1965 termasuk siapakah Hang Tuah, laki-laki atau justru perempuan, dijawab Anton WP dengan lugas dalam karyanya. Anton WP menulis secara komprehensif berbagai perspektif yang ada meskipun kesimpulan tetap menjadi hak prerogratif anda, Pembaca. Hanya sedikit kerja kepenulisan yang perlu ditambahkan Anton WP: menyertakan sumber referensial materi kepenulisannya. Referensi akan memudahkan pembaca untuk meneliti lebih lanjut kemisteriusan tokoh-tokoh yang ditulis dalam bukunya, meskipun Anton WP mungkin memaksudkan bukunya sebagai bacaan populer yang meskipun tak menyertakan referensi tetap tak mengurangi bobotnya.



*Alumnus Sosiologi FISIP UNS. Kontributor pada Rumah Baca.

Tidak ada komentar: