Senin, 29 November 2010

Mata Air Air Mata Kumari, review Franciska Irma

Buku ini merupakan kumpulan cerita dari 14 kisah yang dituang dalam 136 lembar kertas. Aku terhenyak mengingat judul yang banyak untuk buku setipis itu!
Ini dia 14 judul yang terpampang pada daftar isi:
  1. Kofa
  2. Amela Ameli
  3. Lama Fa
  4. Kisah Si Umar Pengkor
  5. Bayi Baboa
  6. Keris Kiai Setan Kober
  7. Eksekusi
  8. Ana Bakka
  9. Bayang pada tempayan penuh air, cermin retak, langit-langit kamar, rumah kosong penuh debu, dan epitaf yang patah
  10. Anak Nemang Kawi
  11. Utusan Tanah Mati
  12. Mata Air Air Mata Kumari
  13. Cerita tentang Tiku
  14. Dua Mata Perak
Lalu bagaimana kesan tiap-tiap kisah? Apakah penulis akan sempat menggoreskan kesan? Aku ragu...
Setelah kubaca, anehnya, ternyata memang berkesan! Walaupun kisah-kisah tersebut beragam adanya, tapi mudah saja masuk ke setiap cerita dan terhanyut di sana.
Mari kita berkisah sedikit saja...
***
(6)
Empu Bayu Aji tergesa-gesa menempa keris yang dihasratkannya menjadi karya terbaik. Tapi sampai saat kematiannya, lekukan keris yang sempurna itu belum mendapat mantra yang cukup. Bayang-bayang setan yang berputar-putar pun merasuk.
Keris itu hidup dengan mendambakan tiap tetes darah dan nyawa.
Bunuuuh! Bunuuuh! Bunuuuh!
Tetaaaak! Tetaaaak! Tetaaaak!
Banyak korban berjatuhan dan Sang Keris girang bukan kepalang. Sementara terus berpindah tangan, di tangan Arya Penangsang, Sang Keris pun menemukan puncak petualangannya!
Penangsang terbakar amarah mendengar berita kelakuan keponakannya, Raden Sutawijaya. Keduanya saling bernafsu mengucurkan darah. Saat Penangsang terhenti ragu membunuh keponakannya, gelora amarah, materi pembentuk Sang Keris telah bangkit dan bersatu dengan bayang-bayang setan. Menuntut darah dan kematian! Siapa yang mati kali ini?
(8)
Winda dan rekannya, sesama dokter muda berkunjung dan melakukan survey medis ke Kupang. Saat selesai melakukan pendataan dan pengobatan, terlihat olehnya anak perempuan kecil yang kotor dan tertutup debu terpasung pada kayu dari pohon kelapa. Namanya Ana Bakka. Menurut orang desa, Ana yang lahir dari garis keluarga jahat telah membunuh Ibunya dengan menusuknya berkali-kali sehingga demi keamanan ia terpaksa dipasung.
Seorang anak berbisik menghampiri Winda dan berkata bahwa Ana tidak jahat. Prihatin dengan kondisi Ana yang diperlakukan tidak manusiawi, Winda memutuskan akan membawanya pergi ke kota lain dan memberikan perawatan. Sepanjang perjalanan, Ana yang dulu memohon iba pun dapat bernyanyi-nyanyi.
Setelah beristirahat dari penat perjalanan, Winda yang bangun dari tidur mendapati pembunuhan terjadi lagi. Ia terperanjat menyadari seseorang telah berada di depannya dan memegang pisau!
(9)
Aku menyeret kaki dan mengisi tempayan dengan air. Tetapi mengapa kulihat bayang wanita yang sangat cantik terpantul di permukaan air? Bayang wajah wanita itu terlihat menoleh padaku dan tersenyum. Tak pernah ada orang selain Ibu yang tersenyum padaku. Kemudian bayangan itu hilang sekejap mata.
Aku memiliki kepala yang besarnya dua kali dari ukuran normal, serta hidung dan mulut yang besar. Pandangan jijik dan kasihan telah biasa kuterima. Hidupku memang pahit adanya.
Wanita itu kembali muncul. Kali ini pada cermin kamar yang selalu melukai hatiku itu. Dia begitu cantik dan menghilang segera setelah aku bertanya padanya, ingin tahu. Dan tak pernah muncul lagi setelah bertahun-tahun walau aku terus berusaha melihat ke tempayan dan cermin.
Aku tak pernah lupa wajahnya. Begitu kuat terpatri dalam benakku sehingga akhirnya dia bahkan dapat kuimajinasikan bergerak sesuka hatiku. Dalam angan, dia menjadi milikku.
Ibu dan Adik tiada. Aku hidup dengan kuat. Ku jual barang-barang yang ada di rumah untuk hidup. Aku terkenang pada wanita itu dan sangat merindukannya! Tak dapat kutahankan lagi dan kupanjatkan doa pada Tuhan yang menciptakanku agar dapat bertemu dengannya.
Dan saat itulah aku melihatnya datang.
***
Apa yang dapat kukatakan? Seluruh cerita ini sungguh memiliki kesan kuat. Dan aku yang tak terlalu suka horor, dalam kumpulan cerita ini malah memfavoritkan beberapa kisah horor!
Lalu bagaimana dengan Mata Air Air Mata Kumari? Biarlah, biarlah yang lain saja yang berkisah. Aku masih ingin melanjutkan lamunan Ana Bakka...

--- (dibalik cerita) ---
Tokoh Fav: Angin dalam kisah Mata Air Air Mata Kumari
Gaya cerita favorit: beta paling suka Anak Nemang Kawi
Gangguan ringan: beberapa kalimat tanpa titik dan rumah kecil saja (h78)

http://www.facebook.com/notes/franciska-irma/mata-air-air-mata-kumari/167137003313324

Tidak ada komentar: