Selasa, 21 September 2010

Mata Air Air Mata Kumari - Yudhi Herwibowo


Penulis : Yudhi Herwibowo
Editor Istimewa : Bandung Mawardi
Cover dan ilustrasi : Istis Comic

Ukuran : 13,5 x 20,5 cm
Isi : 140 halaman kertas book paper finland 57,5 gr
Rp. 25.000
Cetakan I, 2010
Genre : kumpulan kisah
ISBN : 978-979-1032-41-4
Dari bawah sana, beberapa orang mencoba menekuri aliran air matamu. Mungkin mereka tak puas menikmati aliran itu hanya dari hilir. Atau mereka berharap menemukan mata air yang lebih jernih, dan tak berasa asin. Dan itu sama sekali tak sulit. Hanya beberapa hari berselang, mereka telah sampai di tanah gersang kami.
Kau yang saat itu terduduk di tepi danaumu, hanya bisa terperanjat. Menatap nanar, tak percaya. Seseorang yang nampaknya pemimpin kelompok itu, maju dengan langkah tak percaya, “Ternyata di sini, pelacur ini!” semburnya dengan suara garang. Tapi seorang lainnya, yang dapat melihat tetesan air mata perempuan itu jatuh ke danau, menyentuh temannya perlahan, “Lihat,” bisiknya, “Aliran sungai yang kita cari, ternyata berasal dari air matanya!”
Orang-orang yang lain menatap tak percaya.
“Bajingan! Berarti selama ini kita minum dari air mata pelacur ini?” pemimpin kelompok itu meludah. Dan tanpa ada perintah, orang-orang itu sudah bergerak mengepung perempuan itu, “Seharusnya saat itu kau sudah kami habisi!” ujar salah satunya.
Kau mundur dengan ketakutan, “Aku tak bersalah!” suaramu terdengar di antara tangismu. Kau terjerembab.
“Cuih!” mereka meludah.
“Aku mencintainya!” kau lagi-lagi berkata, sambil terus merangkak mundur, “Dan kalian… kalian telah membunuhnya!”
“Ia pantas mati! Ialah yang telah memurukkan dewi kami ke dalam nista!” Lalu suara tawa terdengar. Dan selepas itu, hanya sepengedipan mata, tombak di salah satu tangan lelaki itu, sudah melayang tajam… menembus lehermu!

Buku Mata Air Air Mata Kumari ini tidak sekadar suguhan kata di atas lembaran kertas. Buku ini menantang peziarahan imajinasi-lokalitas dan penelisikan diri manusia melalui pelbagai peristiwa. Kefasihan menuliskan kepekaan tempat (geografi) juga mengesankan kerja kepengarangan sadar dalam lintas batas imajinasi kultural-lokalitas. Keberimanan pengarang menjelma sapaan intim untuk pembaca memasuki jagat cerita...
- Bandung Mawardi, esais

The Curious Case of Benjamin Button - F. Scott Fitzgerald


Penulis : F. Scott Fitzgerald
Penerjemah : Fanny Chotimah
Editor : Bandung Mawardi
Ilustrasi : Istis Comic

Ukuran : 13,5 x 20,5 cm
Isi : 96 halaman kertas book paper finland 57,5 gr
Rp. 20.000
Cetakan I, 2010
Genre : cerita klasik
ISBN : 978-979-1032-48-3
Hildegarde melambai-lambaikan bendera sutra besar, menyapanya di teras. Saat Benjamin menciumnya, ia merasa dengan kedalaman hati bahwa tiga tahun sudah diambil dari mereka. Dia adalah seorang wanita yang empat puluh tahun sekarang. Dengan samar, tampak pertempuran garis uban di kepalanya. Pemandangan itu membuat Benjamin tertekan.
Sampai di kamarnya, ia melihat bayangan yang dikenalnya di cermin. Ia pergi mendekat dan memeriksa wajahnya sendiri dengan kecemasan, membandingkannya dengan foto dirinya berseragam yang diambil sebelum perang.
“Ya, Tuhan!” katanya keras. Proses ini terus, tidak bisa diragukan lagi. Sekarang ia tampak seperti orang berusia tiga puluh tahun. Bukannya senang, ia malah merasa gelisah. Ia tumbuh muda. Hingga kini ia berharap tubuhnya bisa terlihat setara dengan umurnya. Ini fenomena mengerikan yang ditandai kelahirannya sedang akan berhenti berfungsi. Dia bergidik. Takdirnya sangat luar biasa mengerikan.
Untuk menambah ketidakberdayaannya, ia menyadari bahwa abad baru semakin dekat, kehausan akan kesenangan semakin kuat. Tak pernah sebuah acara apa pun di kota Baltimore dilewatkannya. Berdansa dengan wanita muda tercantik yang sudah menikah, mengobrol dengan debutan terpopuler, dan menjalankan perusahaan dengan penuh pesona. Sementara, istrinya tampak seperti seorang janda culas. Duduk di antara pengantarnya, menjadi angkuh karena penolakan. Sekarang mengikutinya dengan serius, bingung, dan mata mencela.
“Lihat!” orang akan berkomentar. “Sayang sekali, seorang pemuda seusia itu terikat pada seorang perempuan empat puluh lima tahun. Ia harus dua puluh tahun lebih muda dari istrinya.”
Mereka sudah lupa, sebagian orang-orang pasti lupa, yang mestinya ingat kembali pada kejaidan tahun 1880. Semua orang juga berkomentar sama tentang hal ini, pasangan sakit yang cocok.

The Curious Case of Benjamin Button menyajikan sesuatu yang jelas tak teruji ada: sebuah kehidupan yang di mulai dari arah berlawanan. Namun ini yang membuatnya menjadi sangat unik, bagai sebuah kisah magik yang menantang imajinasi kita...
- The Toronto Star