Kamis, 29 Juli 2010

Pangu, Fuxi, & Nuwa, resensi Noviane Asmara


Penulis : Andri Saptono
Editor : Anton WP
Tata Letak : Yudhi Herwibowo
ISBN : 978-979-1032-38-4
Tebal : 159 Halaman
Cover : Soft Cover
Kategori : Fantasi
Penerbit : Bukukatta
Terbit : Juli 2010


Setelah sukses menerbitkan kisah Mitologi Yunani dan Mitologi Jepang, kali ini Bukukatta menghadirkan kisah Mitologi China.
Mitologi yang berasal dari negara yang kaya akan seni dan budaya. Negara yang terkenal akan zaman kekaisarannya beserta dinasti-dinasti yang pernah ada. Negara dimana The Great Wall atau Tembok Besar China yang merupakan satu dari tujuh keajaiban dunia itu berada.

China saat ini bukan hanya terkenal karena keramik atau suteranya saja, tetapi juga terkenal akan produksi barang rumah tangga dan tekstil dengan harga murah dibanding produksi dalam negeri, walaupun dari segi kualitas tidak lebih bagus dari buatan dalam negeri.

Beberapa tokoh Mitologi China yang berada di buku ini, tampak tidak asing bagi kita. Terutama penyuka kisah serial televisi Sun Go Kong−Sang Raja Kera.
Sun Go Kong yang mempunyai kesaktian melebihi kesaktian para dewa. Ia kebal dan abadi, dapat mengubah diri menjadi tujuh puluh dua wujud berbeda, dapat menunggangi awan surga dan menerobos angkasa. Ia pun bisa melompat sejauh seratus delapan ribu li.

Dewi Kuan Yin, dewi kemurahan hati. Dewi yang dimintai tolong oleh sang Buddha untuk mengambil kitab suci di India. Dalam perjalanannya ke India, ia banyak mengalami hambatan. Dimulai ketika seorang raksasa bernama San Wu Ching mencoba menyerang sang dewi, tetapi ia malah terpasung oleh akar bunga teratai yang muncul dari bawah kakinya. Kemudian seekor babi dekil bertaring panjang, Chu Pa-chieh yang juga menyerang dirinya dengan sebuah penggaruk besi. Dewi Kuan Yin hanya mengeluarkan bunga teratai yang bercahaya sebagai pertanda bahwa ia adalah seorang dewi bukan seorang manusia sembarangan.

Dalam cerita Mitologi China ini juga dikisahkan tentang awal mula terbentuknya dunia berjuta-juta tahun lalu.
Kisah yang sungguh bertolak belakang dengan teori-teori para ilmuwan tentang awal mula terbentuknya dunia. Misalnya lewat suatu teori “Big Bang” yang terkenal.

Adalah Pangu, dewa kecil yang sedang tertidur dalam sebuah telur dimana semua kekuatan alam semesta terkumpul di dalamnya. Ia tertidur selama delapan belas ribu tahun dan menjelma menjadi seorang raksasa. Selama ia tertidur, keadaan di luar telur tidak beraturan. Banyak ledakan yang terjadi dari benda-benda yang melayang di seputar telur. Partikel-partikel debu dan benda-benda berat lainnya salaing bertumbukan.
Akibatnya Pangu terbangun dan memecahkan telur yang selama ini menjadi tempat ia tidur menggunakan sebuah kapak yang ia buat dari sebuah komet berekor. Pecahan telur yang ringan dan terang mengapung ke atas dan membentuk langit biru sedangkan bagian yang berat dan gelap jatuh menjadi bumi.
Selama sepuluh ribu tahun Pangu berjuang mengangkat langit, sampai terbentuk jarak sembilan juta li antara langit dan bumi. Langit dan bumi yang kini terpisah selamanya menjadi dua kekuatan alam yang sempurna, yin dan yang.
Yin adalah bagian gelap sedangkan Yang bagian terang.

Bumi terbentuk dengan sempurna beserta isinya; pepohonan yang hijau dan rimbun, air sungai yang jernih nan berkilau, beserta hewan dan bunga yang beraneka ragam jenisnya.
Nuwa sang penjelajah alam semesta, merasa kagum akan keadaan bumi dan isinya, tetapi ia merasa aneh dan tidak puas dengan semua keindahan yang ia lihat, terasa ada sesuatu yang hilang.
Maka ia pun membuat beberapa patung dari tanah liat dengan berbagai bentuk dan ukuran, kemudian ia menambahkan mata. Dan terakhir ia meniup patungnya satu persatu, memberi nafas kehidupan sehingga patung-patung itu hidup dan benar-benar bisa tertawa dan meloncat gembira di sekitar Nuwa. Inilah manusia-manusia pertama.

Bumi kini telah berpenghuni, tetapi mereka masih bodoh dan terbelakang. Fuxi, suami dari Nuwa ini memutuskan untuk membantu para manusia. Ia mengajari manusia bagaimana cara membuat pakaian, mengolah serabut tanaman menjadi tali temali, mencari ikan, membuat api sampai kepada cara membangun jembatan.
Sejak saat itulah, peradaban manusia terus maju dan berkembang.

Dikisahkan juga, Nuwa yang harus menambal langit yang rusak akibat perseteruan anatara Gonggong sang Dewa Air yang juga penguasa bumi dengan Zurong sang Dewa Api yang sebelumnya adalah penguasa bumi. Ia menambal menggunakan batu langit dengan lima unsur warna suci. Hitam unsur air, Putih unsur besi, Merah unsur api, Hijau unsur kayu dan Kuning unsur tanah.

Masih ada beberapa tokoh yang tak kalah seru dan pentingnya dalam Mitologi China ini beserta kekuatan dan keahlian yang mereka miliki.
Saya sarankan untuk segera membaca kisah ini, karena walaupun Mitologi China tidak terlalu popular bila dibandingkan dengan Mitologi Yunani, tapi cerita yang disuguhkan sungguh seru , menarik dan benar-benar fantasi.

Ada satu yang jadi pertanyaan saya, tradisi ritual membunuh diri sendiri dengan cara menyobek perut, atau bila di Jepang dikenal dengan istilah Seppuku, ternyata ada juga dalam Mitologi China ini, yaitu ketika Li Ching berniat melakukan seppuku akibat tidak terima diserang oleh anaknya sendiri, No-cha.
Saya pikir ritual seppuku hanya dilakukan oleh para petinggi kekasiaran dan samurai Jepang saja, ternyata tidak−karena di China pun seppuku telah dilakukan beberapa ribu tahun yang lalu.

Kapan yah Negara Indonesia yang terdiri dari beraneka ragam suku dan budaya ini akan dibuatkan kisah mitologinya? Berharap Bukukatta akan menerbitkannya juga.
Thank a bunch buat mas Yudhi Herwibowo yang sudah memberi buntelan menghibur ini, juga mas Andri Saptono yang sudah memberikan tanda tangannya di bukuku ini. Sayang buku Harakiri punyaku tidak ada tanda tangan mas Andrinya…

*****

dipetik dari: http://www.facebook.com/notes/noviane-asmara/pangu-fuxi-nuwa-kisah-kisah-mitologi-china/412927545753

1 komentar:

Unknown mengatakan...

kalo perpustakaan di surabaya , kira-kira dimana ya yang punya buku ini? saya lagi butuh banget untuk penelitian soalnya. thanks before :)